MAKALAH
STRATEGI DAN PERKEMBANGAN ORGANISASI INDUSTRI DI INDONESIA
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Ekonomi Industri
Dosen
Pengampu
Yunesia
Pramesthi, M.Pd
Disusun Oleh
Kelompok 12 :
FIRA EKA
SAPUTRI (12402183194)
FATIMAH RAHAYU
LESTARI (12402183195)
ATIKA LAILATUL
FITRI (12402183197)
AHMAD BAGAS
FIRDAUS (12402183209)
KELAS ES 4-E
JURUSAN
EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
NOVEMBER
2020
KATA PENGANTAR
Puji
syukur semoga selalu terpanjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan limpaham rohmat dan hidayahNya kepada kita semua sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah tentang Strategi dan Perkembangan Organisasi
Industri di Indonesia bisa berjalan dengan lancar tanpa ada halangan suatu
apapun. Sholawat serta salam kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
memberikan tauladan terbaik bagi umatnya.
Pada
kesempatan ini, tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu pembuatan makalah
ini beserta penulisan laporannya, di antaranya:
1.
Bapak
Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Tulungagung
2.
Ibu Yunesia
Pramesthi, M.Pd selaku Dosen Ekonomi Industri
3.
Teman-teman
yang telah memberikan dukungan dan motivasinya
Dalam
menyusun dan merancang laporan ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini
memiliki banyak kekurangan. Oleh karenanya, berbagai bentuk kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan. Semoga laporan ini bermanfaat.
Tulungagung,
10 November 2020
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang............................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah........................................................................................... 1
C.
Tujuan............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Potensi
Sumber Daya Ekonomi Indonesia .................................................... 5
B.
Sumber
Daya Alam........................................................................................ 6
C.
Faktor
Geografis............................................................................................. 8
D.
Sumber
Daya Manusia.................................................................................... 9
E.
Sarana
dan Prasarana dan Jasa Pendukung.................................................. 10
F.
Kinerja
Industri di Indonesia....................................................................... 11
G.
Permasalahan
yang Dihadapi Sektor Industri.............................................. 12
H.
Perkembangan
Sektor Industri Manufaktur................................................. 13
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan.......................................................................................................
B.
Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Strategi
perkembangan industri di Indonesia kini telah mencakup beberapa pokok-pokok
pemerataan pembangunan Berbasis kewilayahan / regional
(Daerah Tingkat I/II), sehingga masing -
masing daerah harus mempunyai industri - industri
unggulan yang dikembangkan secara konsisten, yang diwujudkan dalam program
jangka panjang, menengah dan pendek. Yang
utama adalah Strategi Keunggulan Komparatif yang didukung dengan
strategi keunggulan Kompetitif, sehingga dalam arah pengembangannya harus
mengadopsi teknologi, agar bisa kompetitif. Kemudian industri yang didukung
penuh oleh pemerintah.
Selanjutnya
dalam potensi sumber daya alam di Indonesia ini terdiri dari hutan, lautan,
batubara, minyak bumi dan lainnya. Dengan adanya Sumber Daya Alam ini di
Indonesia agar maju dan bisa berkembang dengan lebih baik lagi. Indonesia kaya
akan berbagai sumber daya alam. Iklim dan kondisi bentuk muka Bumi yang
beragam memberikan keragaman sumber daya alam yang ada di Indonesia. Setiap
wilayah memiliki kekayaan alamnya sendiri yang belum tentu dimiliki oleh
wilayah lain. Secara umum, Indonesia memiliki beberapa potensi sumber
daya yang berguna bagi kehidupan.
B.
Rumusan
Masalah
a.
Apakah
Potensi Sumber Daya Ekonomi Indonesia Itu?
b.
Apakah
Sumber Daya Alam?
c.
Apakah
Faktor Geografis Itu?
d.
Apakah
Sumber Daya Manusia?
e.
Bagaimanakah
Sarana dan Prasarana Dan Jasa Pendukung?
f.
Bagaimanakah
Kinerja Industri Di Indonesia?
g.
Apa
Saja Permasalahan Yang Dihadapisektor Industri?
h.
Bagaimanakah
Sektor Industri Manufaktur?
C.
Tujuan Penulisan
a.
Untuk
mengetahui Potensi Sumber Daya Ekonomi Indonesia.
b.
Untuk
mengetahui Sumber Daya Alam.
c.
Untuk
mengetahui Faktor Geografis Itu.
d.
Untuk
mengetahui Sumber Daya Manusia.
e.
Untuk
mengetahui Sarana dan Prasarana Dan Jasa Pendukung.
f.
Untuk
mengetahui Kinerja Industri Di Indonesia.
g.
Untuk
mengetahui Permasalahan Yang Dihadapi sektor Industri.
h.
Untuk
mengetahui Sektor Industri Manufaktur.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Potensi
Sumber Daya Manusia
Fakta bahwa potensi manusia Indonesia dengan jumlah
penduduk sekitar 240 juta jiwa tak
dapat dipungkiri merupakan aset yang tak ternilai. Untuk menjadikan Indonesia
kaya tak hanya bergantung dengan Sumber Daya Alam (SDA), melainkan juga
diarahkan untuk pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Pengertian
Sumber daya manusia (SDM) adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia
untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif
yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam
menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan
berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti
sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Oleh
karena itu, untuk memperkuat basis SDM tersbut salah satu jalan yang bisa
ditempuh melalui pendidikan. Pemerataan kesempatan untuk menempuh dan
memperoleh pendidikan yang berkualitas bagi semua anak bangsa harus menjadi
prioritas. Tak ada lagi cerita miris tentang anak yang tak sekolah hanya karena
tak memiliki biaya. Amanat konstitusi tertinggi negeri ini handaknya menjadi
komitmen tertinggi bagi semua pemangku kepentingan yang terkait dengan
pendidikan.
Hal senada diungkapkan Anies Baswedan, Rektor
Universitas Paramadina, bahwa Indonesia memiliki kekayaan manusia luar biasa.
Dalam kurun waktu 2020-2030 Indonesia akan mengalami perbaikan kondisi
demografis luar biasa. Jumlah anak muda produktif. Potensi tersebut menjadi
peluang bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar. Ini menjadi tantangan dunia
pendidikan Indonesia ke depan. Sedangkan menurut data dari World Economic
Forum, kemampuan Indonesia dalam melakukan innovasi di atas Jerman.
Produktifitas di atas Perancis, kemampuan melihat peluang di atas Norwegia.
Namun, manifestasi korupsi menggejala di semua lini kehidupan berbangsa dan
bernegara. Artinya, Indonesia memiliki potensi untuk tumbuh maju, namun disaat
yang bersamaan energinya habis dipangkas untuk melawan korupsi. Maka, PR
terbesar bangsa ini saat ini adalah bagaimana penegakan hukum bisa berjalan
tanpa pandang bulu. Sehingga korupsi bisa terhapus dari negeri ini. Karena
pentingnya SDM, dewasa ini, perkembangan terbaru memandang SDM bukan hanya
sebagai sumber daya belaka, melainkan lebih berupa modal atau aset bagi
institusi atau organisasi. Karena itu kemudian muncullah istilah baru di luar
H.R. (Human Resources), yaitu H.C. atau Human Capital. Di sini SDM dilihat
bukan sekedar sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai dan dapat
dilipatgandakan dan dikembangkan.
B.
Sumber
Daya Alam
Sumber
daya alam di alokasikan sumber daya alam seperti air lahan ikan dan hutan
secara eksplisit ilmu ini mencari jawaban seberapa besar sumber daya yang harus
diekstraksi sehingga menghasilkan manfaat yang sebesar-besarnya untuk
masyarakat. Dalam
pengertian umum sumber daya didefinisikan sebagai sesuatu yang dipandang yang
memiliki nilai ekonomi. Dapat juga dikatakan bahwa sumber daya adalah komponen
dari ekosistem yang menyediakan barang dan jasa bermanfaat bagi kebutuhan
manusia. sumber daya di identikkan dengan input produksi. Jadi,
sumber daya alam sebagai segala sumber daya hayati dan non hayati yang
dimanfaatkan umat manusia sebagai sumber pangan bahan baku dan energi. Dengan
kata lain sumber daya alam adalah faktor produksi dari alam yang digunakan
untuk menyediakan barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi.
Pandangan Terhadap Sumber Daya Alam
Dalam memahami sumber daya alam, ada dua pandangan yang umumnya
digunakan.[1] Pertama adalah pandangan konservatif atau sering disebut juga
sebagai pandangan pesimis atau perspektif Malthusian. Dalam
pandangan ini risiko akan terkuras nya sumber daya alam menjadi perhatian
utama. dengan demikian dalam pandangan ini sumber daya alam harus dimanfaatkan
secara hati-hati karena adanya faktor ketidakpastian terhadap Apa yang akan
terjadi terhadap sumber daya alam untuk generasi mendatang. Dalam perspektif
Malthus, sumber daya alam yang terbatas tidak akan mampu mendukung pertumbuhan
penduduk yang cenderung tumbuh secara eksponensial. Produksi
dari sumber daya alam akan mengalami apa yang disebut sebagai Diminishing
Return di mana output perkapita akan mengalami kecenderungan yang menurun
sepanjang waktu.
Lebih jauh lagi perspektif Malthus melihat bahwa proses Diminishing
Return ini terjadi standar hidup juga akan menurun sampai ke tingkat subsistem
yang pada gilirannya akan mempengaruhi reproduksi manusia. Kombinasi kedua
kekuatan ini dalam jangka panjang akan menyebabkan ekonomi berada dalam kondisi
keseimbangan.
Pandangan yang kedua adalah pandangan eksploitatif atau sering juga
disebut sebagai perspektif ricardian.
Dalam pandangan ini dikemukakan antara lain :
1.
Sumber
daya alam dianggap sebagai "mesin pertumbuhan" yang
mentransformasikan sumber daya ke dalam man made capital yang pada gilirannya
akan menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi di masa mendatang.
2.
Keterbatasan
supply dari sumber daya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dapat disubstitusikan
dengan cara intensifikasi atau dengan cara ekstensifikasi
3.
jika
sumber daya menjadi langka hal ini akan tercermin dalam dua indikator ekonomi
yakni meningkatnya baik harga output maupun biaya ekstraksi persatuan output.
Kemudian kelangkaan juga akan memberikan insentif untuk
mengembangkan inovasi inovasi seperti pencairan deposito baru peningkatan
efisiensi produksi dan peningkatan teknologi daur ulang sehingga dapat
mengurangi tekanan terhadap pengurasan sumber daya alam. Secara
umum sumber daya alam dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok. pertama
adalah kelompok yang disebut sebagai kelompok stok. Sumberdaya ini dianggap
memiliki cadangan yang terbatas sehingga eksploitasi terhadap sumber daya
tersebut akan menghabiskan cadangan sumber daya. Apa yang kita manfaatkan
secara sekarang mungkin tidak lagi tersedia di masa mendatang. dengan demikian
sumber daya stock dapat dikatakan tidak dapat diperbarui atau terhabiskan
termasuk ke dalam kelompok ini antara lain Sumber daya mineral, logam, minyak,
dan gas bumi.
Kelompok kedua
adalah sumber daya alam yang kita sebut flows (alur). Pada jenis sumber daya
ini jumlah kuantitas fisik dari sumber daya berubah sepanjang waktu. Dengan
kata lain sumber daya jenis ini dapat diperbarui. Dalam kelompok sumber daya
ini untuk regenerasinya ada yang tergantung pada proses biologi dan ada yang
tidak. Peranan dari sumber daya alam dalam perkembangan ekonomi cenderung
turun bila perekonomian semakin terus berkembang. Peranan
sumber daya alam memang semakin kecil tetapi secara Absolut semakin banyak
jumlah dan macam sumber daya alam yang diolah sehingga berubah dari sumber daya
alam potensial menjadi sumber daya yang riil sifatnya.
Di dalam
peranan sumber daya alam sekarang ini adalah lain karena hal ini melalui
perdagangan atau membawa barang substitusi akan dapat memperoleh bahan yang
tidak dimilikinya misalnya bahan serat biar di Jepang karena kurangnya Sutera.
Kemudian Adapun
macam-macam sumber daya alam itu seperti :
1.
Sumber
daya alam yang tidak dapat habis
2.
sumber
daya alam yang dapat diganti atau diperbaiki dan dipelihara
3.
Sumber
daya alam yang dapat diperbaiki
C.
Faktor
Geografi
Menurut ellen
C. Semple Pengikut
ratzel yang memperlemah paham fisis determinis atau geografi determinis menjadi
pengawasan geografi geografi control menurut paham ini faktor geografi terutama
faktor fisis tidak lagi ditetapkan sebagai faktor yang menentukan kehidupan
manusia melainkan dipandang sebagai faktor yang mengawasi atau mempengaruhi
kehidupan manusia.[2]
D.
Sumber
Daya Manusia
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah sebagai penggerak roda organisasi
atau perusahaan, jika Sumber Daya Alam tidak dikelola dengan baik dan benar
untuk dapat bekerja sama dan bersinergi sesamanya, maka tidak mungkin
organisasi atau perusahaan tersebut dapat berjalan dengan baik dan maksimal
sesuai dengan yang diharapkan. Akan
tetapi yang harus dipahami dan dimengerti bahwa manusia bukan seperti mesin
yang bekerja tanpa perasaan dan dianggap semata-mata sebagai energi sumber
bisnis, namun manusia sebagai makhluk hidup yang memiliki rasa, cipta dan karsa
yang sempurna sebagai makhluk ciptaan tuhan. Sumber
daya manusia adalah aset perusahaan atau organisasi yang krusial karena
penggerak roda organisasi perusahaan. Dengan demikian, maka perusahaan atau
organisasi dituntut untuk memaksimalkan peran dan tugas SDM yakni
parapekerjanya agar diperoleh peningkatan kinerja dan produksi perusahaan
(kadarisman, 2012).[3]
Perencanaan sumber daya manusia adalah proses dalam menganalisis
dan mengidentifikasi tersedianya kebutuhan akan sumber daya manusia, organisasi
atau perusahaan dengan perencanaan yang baik, akan melahirkan kualitas yang
baik yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saingorganisasi dalam kompetensi
nasioanal maupun global. Arti penting dalam perencanaan sumber daya manusia
adalah proses identifikasi sertayang dilakukan organisasi akan kebutuhan sumber
daya manusia, sehingga organisasi dapat menentukan langkah yang harus diambil
dalam mencapai tujuannya (Noer dkk,2017).[4] Adapun
alat yang digunakan dalam membantu organisasi untuk mengantisipasi dan mengatur
penawaran dan permintaan SDM disebut dengan strategi SDM. Sumber daya manusia
harus direncanakan dan digunakan sedemikian rupa, sehingga daripadanya
diperoleh manfaat yang semaksimal mungkin.
E.
Sarana
dan Prasarana dan Jasa Pendukung
Pembangunan
sarana dan prasarana memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung aktivitas
ekonomi, sosial, budaya, serta kesatuan dan persatuan bangsa terutama sebagai
modal dasar dalam memfasilitasi interaksi dan komunikasi diantara kelompok
masyarakat serta mengikat dan menghubungkan antar wilayah. Pembangunan sarana
dan prasarana, yang menjadi kesatuan dari pembangunan nasional, diharapkan
dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan perekonomian nasional dan pendukung
daya saing nasional secara global. Dukungan sarana dan prasarana terhadap
pertumbuhan ekonomi nasional terutama diwujudkan dalam peran jaringan
transportasi, komunikasi dan informatika yang memungkinkan orang, barang dan
jasa bergerak dari satu tempat ketempat lain dan pertukararang informasi secara
cepat. Selain itu, dukungan sarana dan prasarana juga diwujudkan dalam peran
sumber daya air, listrik, serta perumahan dan pemukiman yang menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat. Hal itu juga menjadi masukan
penting dalam proses produksi dari sektor-sektor ekonomi seperti perdagangan,
industri, dan pertanian.
Jadi pada dasarnya jasa merupakan
semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik
atau konstruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang
dihasilkan dan memberikan nilai tambah (seperti misalnya kenyamanan, hiburan,
kesenangan, atau kesehatan ) atau pemecahan atas masalah yang dihadapi
konsumen. Jasa pokok disertai barang-barang dan jasa tambahan (perlengkapan)
dan atau baarang-barang pendukung. Contohnya penumpang pesawat yang membeli
jasa angkutan (transportasi) selama menempuh perjalanan ada beberapa produk
fisik yang terlibat seperti makanan, Koran dalan lain-lain.[5]
F.
Kinerja
Industri di Indonesia
Bila menilai
kinerja suatu bisnis,
harus diperhitungkan konsekunsi keuangan dan
ekonomi dari keputusan
manajemen yang mempengaruhi investasi, operasional,
dan pembiyaan. Penciptaan
nilai bagi para pemegang saham mensyaratkan
hasil yang positif
dari bidang
-
bidang tersebut,
yang akan menghasilkan pola
aliran kas (cash flow
)
yang menguntungkan. Beberapa rasio
tertentu hanya bermanfaat jika dihubungkan dengan sudut pandang yang
dipilih dan tujuan
analisis. Jika terdapat
kesesuaian, maka rasio bisa
menjadi standar untuk
melakukan perbandingan. Selain
itu, rasio bukan merupakan sebuah kriteria yang mutlak.
Analisis dengan rasio akan memberikan hasil
yang terbaik jika digunakan
dalam suatu kombinasi untuk
menunjuk suatu perubahan kondisi keuangan atau kinerja operasional selama periode
tertentu, lebih lanjut dapat
memberikan suatu gambaran
tren dan pola
perubahan, yang pada akhirnya
bisa memberikan indikasi
adanya risiko dan
peluang bisnis. Format
rasio kunci yang saling berhubungan dengan ketiga area keputusan utama,
penggerak sebagai indikasi
sumber dana yang
dapat digunakan manajemen dalam
mengelola perusahaan. Gambaran
ini dipandang sebagai sebuah format
rasio keuangan model
bisnis sederhana.
Hal tersebut berguna untuk
menemukan pengaruh perubahan
sebagian atau keseluruhan
penggerak yang dapat mempengaruhi keputusan manajemen. Produktivitas merupakan
hasil yang dicapai
per tenaga kerja
atau unit faktor produksi dalam jangka
waktu tertentu. Pada
umumnya, pada tingkat produktivitas dipengaruhi
oleh perkembangan teknologi,
alat produksi, dan keahlian (skill)
yang dimiliki oleh
tenaga kerja. Produktivitas tenaga
kerja merupakan perbandingan antara nilai output dengan tenaga
kerja.
Efisiensi
adalah perbandingan seberapa besar dapat diambil manfaat dari suatu variabel
untuk mendapatkan output sebanyak - banyaknya.
Untuk mengukur suatu efisiensi, kita dapat menggunakan perbandingan nilai
tambah dan nilai input.[6]
G.
Permasalahan
yang Dihadapi Sektor Industri
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengidentifikasi, terdapat tujuh
isu utama yang harus dihadapi di sektor industri tanah air pada tahun ini.
Pertama, sektor industri akan dihadapkan dengan masalah kekurangan bahan baku,
antara lain kondensat, gas, naphta, atau biji besi. Selain itu, industri juga
akan mengalami kesulitan mencari bahan penolong seperti katalis, scrap,
kertas bekas, dan nitrogen. Masalah kedua, sektor industri akan kekurangan
infrastruktur seperti pelabuhan, jalan, dan kawasan industri. Solusinya adalah
pembangunan infrastruktur dan kawasan industri.
Ketiga, industri nasional akan kekurangan utility seperti listrik, air,
gas, dan pengolahan limbah. Guna mengatasi masalah ini, Agus mengatakan,
pemerintah akan melakukan pengembangan kawasan industri terintegrasi yang
dilengkapi instalasi pengolah limbah. Keempat, sektor industri akan kekurangan
tenaga ahli. Maka, akan dilakukan peningkatan pendidikan dan pelatihan tenaga
ahli dan tenaga kerja industri melalui program link and match. Kelima,
sektor industri akan menghadapi tekanan produk impor. Keenam, industri akan
dihadapi limbah industri atau slag sebagai limbah B3, spesifikasi yang terlalu ketat
untuk kertas bekas dan bahan bekas akan menyulitkan industri. Maka, Kemenperin
akan berkoordinasi dengan Kementerian KLHK menetapkan slag dapat dipergunakan
sebagai bahan pengeras jalan. Terakhir, permasalahan Industri Kecil dan Menengah
(IKM). Agus bilang, Kemenperin akan membantu IKM mengakses Kredit Usaha Rakyat
(KUR), mendirikan material center sebagai pemasok bahan baku,
merestrukturisasi mesin atau peralatan IKM, membuat program e-smart IKM, serta
bimbingan dan fasilitas ekspor.
H.
Perkembangan
Sektor Industri Manufaktur
Industri manufaktur dunia mengalami perlambatan pertumbuhan pada
tahun 2012. Hasil riset yang dilkaukan United Nations Industrial Development
Organization (UNIDO), industri manufaktur global pada kuartal ke III tahun
2012 hanya tumbuh ssebesar 0,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Industri
manufaktur dunia tengah mengalami tantangan berat akibat resesi yang terjadi di
negara eropa dan melamahnya pertumbuhan ekonomi di Amerika Utara, Asia Timur
dan melambatnya laju pertumbuhan ekonomi dibeberapa negaraberkembang. Resesi
global akan menjadi kendala berkembangnya dampak perlambatan pertumbuhan
ekonomi dunia ini akan menjadi masalah yang serius karena akan terasa
pengaruhnya terhadap industri manufaktur Indonesia berorientasi ekspor.[7]
Di Indonesia, industri
manufaktur merupakan alah satu sektor andalan yang mendorong pertumbuhan
ekonomi. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir pertumbuhan industri manufaktur
indonesia berada pada kisaran 2,2-6,1%. Beberapa
pihak mengkhawatirkan penurunan kontribusi industri manufaktur dalam
pembentukan PDB Indonesia dalam satu dekade terakhir ini, bahkan menyebutkan
bahwa era deindustrialisasi telah menerpa Indonesia. Optimisme dalam membangun
industri di Indonesia tidak boleh berhenti, teknologi dalam pembangunan sektor
industri manufaktur memiliki peranan penting dan sudah selayaknya mendapat
perhatian serius. Rendahnya daya saing industri manufaktur dan munculnya dugaan
bahwa inefisiensilah yang membuat industri manufaktur Indonesia tidak
menunjukkan kinerja yang optimal.
Berdasarkan hasil kajian empiris terbukti bahwa kontribusi
teknologi pada pertumbuhan sektor industri di Indonesia selama ini belum begitu
berperan secara signifikan dan relatif jauh tertinggal dari negara-negara lainnya
di kawasan Asia Pasifik. Permasalahan
penting yang berkaitan dengan sektor industri manufaktur di Indonesia antara
lain masalah kemungkinan terjadinya ketimpangan (disparitas) tingkat efisiensi
dan produktivitas dari tiap-tiap subsektor dari industri manufaktur di
Indonesian.
Permasalahan tersebut bisa terjadi akibat adanya ketimpangan pada
struktur pasarnya yaitu adanya penguasaaan pangsa pasar yang begitu besar dan
dominan untuk beberapa jenis usaha tertentu pada tiap-tiap subsektor yang ada
dalam sektor industri manufaktur. Pentingnya menerapkan suatu kebijakan
dilandasi oleh pertimbangan teoritis bahwa kebijakan pembangunan sektor
industri manufaktur harus dalam kerangka kebijakan yang mampu menempatkan
prioritas pengembangan industri manufaktur secara terfokus pada jenis-jenis
industri manufaktur yang produktivitasnya tinggi dan memiliki daya saing yang
besar sehingga tidak terjebak pada kebijakan industri yang berbasis luas namun
tidak memiliki keunggulan yang dapat dipersaingkan dengan produk manufaktur
lainnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Potensi Sumber Daya Manusia
Fakta bahwa potensi manusia Indonesia dengan jumlah penduduk
sekitar 240 juta jiwa tak dapat
dipungkiri merupakan aset yang tak ternilai. Untuk menjadikan Indonesia kaya
tak hanya bergantung dengan Sumber Daya Alam (SDA).
2.
Sumber Daya Alam
Sumber
daya alam di alokasikan sumber daya alam seperti air lahan ikan dan hutan
secara eksplisit ilmu ini mencari jawaban seberapa besar sumber daya yang harus
diekstraksi sehingga menghasilkan manfaat yang sebesar-besarnya untuk
masyarakat.
3.
Sarana
dan Prasarana dan Jasa Pendukung
Pembangunan sarana dan
prasarana memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung aktivitas
ekonomi, sosial, budaya, serta kesatuan dan persatuan bangsa terutama sebagai
modal dasar dalam memfasilitasi interaksi dan komunikasi diantara kelompok
masyarakat serta mengikat dan menghubungkan antar wilayah.
4.
Permasalahan yang Dihadapi Sektor Industri
Kementerian Perindustrian (Kemenperin)
mengidentifikasi, terdapat tujuh isu utama yang harus dihadapi di sektor
industri tanah air pada tahun ini. Pertama, sektor industri akan dihadapkan
dengan masalah kekurangan bahan baku, antara lain kondensat, gas, naphta, atau
biji besi
B. Saran
Demikianlah
makalah yang dapat kami susun. Sebagai mahasiswa kita harus mengembangkan ilmu
yang kita peroleh dan mencari kebenaranilmu itu dan semoga bermanfaat bagi kita
semua. Apabila dalam penulisan makalah tersebut kurang berkenan kami mohon
maaf. Kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan untuk
kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
B.
[1] Akhmad Fauzi, Ph.D. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Jakarta, PT
Gramedia Pustaka Utama, 2004, Hlm. 4-5
[2] Yulia Siska, Geografi sejarah indonesia, Yogyakarta, Garudhawacaka, 2017,
hlm. 53
[3] Dr. Nuning Nurna Dewi, Kiat merangsang kinerja dosen PTS, Surabaya,
Scopindo media Pustaka, 2019, hlm. 29
[4]Elbadiansyah, Manajemen sumber daya manusia, Malang, CV
IRDH, 2017, hlm. 56
[5] Dr. Didin
Fatihudin, S.E., M.Si dan Dr. M. Anang Firmansyah, S.E., M.M.
PEMASARAN JASA (Strategi Mengukur Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan), Yogyakarta, CV
Budi Utama, 2019, Hlm. 10-11
[6]
Ahmad Kamil. "Industri Kreatif Indonesia: Pendekatan Analisis Kinerja
Industri." Media Trend 10.2 : hlm. 207-225.
[7] Etty puji lestari dan isnina WSU, “Analisis Kinerja Industri Manufaktur
Di Indonesia”, JOURNAL of
RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT (Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen), Vol. 17, No. 1, 2017, Hal.
183-184
No comments:
Post a Comment